Sapi Potong atau juga disebut sebagai sapi pedaging,
adalah jenis sapi yang dikhususkan untuk dipelihara guna diambil manfaat
dagingnya. Waktu penggemukan sapi potong biasanyanya adalah maksimal 6 bulan.
Dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan tersebut diharapkan terjadi pertumbuhan daging dan lemak pada sapi
potong yang diternakan. Karena memang
pada dasarnya sitem penggemukan sapi potong sendiri adalah sisitem yang
memanfaatkan potensi genetik sapi potong untuk tumbuh dan menyimpan lemak dalam waktu maksimal antra 6 bulan. Pada
kesempatan kali ini akan dibahas bagimana caranya menggemukkan sapi potong
dengan sistem kereman.
Sementara
pengertian tentang penggemukan sapi potong dengan sistem kereman sendiri
adalah, sebuah cara yang biasa
digunakan oleh para peternak sapi potong dalam menggemukkan sapi, dengan cara
memelihara sapi potong di dalam kandang dengan
pemberian pakan dasar berupa hijauan segar (rumput dan leguminosa), Serta dengan
pemberian pakan tambahan berupa konsentrat. Adapun umumnya jumlah pakan tambahan yang diberikan adalah minimal 1,5 % dari berat badan sapi dengan kandungan protein yang terkandung dalam pakan adalah antara 14 hingga 16 %.
BEBERAPA
ASPEK YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PENGGEMUKAN
SAPI POTONG SISTEM KEREMAN
Kesuksesan
dalam suatu usaha adalah harapan setiap pengusaha. Sehingga dalam menjalankan
usaha penggemukan sapi
potong ini juga ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai aspek penentu
keberhasilan dalam beternak sapi potong. Berikut
beberapa aspek yang dapat diperhatikan oleh peternak sapi potong :
1. Bakalan
Sapi Potong
Sapi yang
akan digunakan sebagai bakalan sapi potong sebaiknya adalah sebagai berikut:
- Sapi jantan muda yang telah mencapai tingkat dewasa.
- Telah berumur antara 1 hinga 1,5 tahun.
- Berbadan kurus dan sehat.
- Bobot minimal adalah 200 kg.
- Sapi bali
- Sapi madura
- Sapi brahmana
- Sapi angus
- Sapi Brangus
- Sapi Hereford
- Sapi Charolais
- Sapi Ongole
- Sapi Peranakan Ongole
- Sapi Limousin
- Sapi Shorthom
Dalam
pemilihan bakalan sapi, sebaiknya disesuaikan dengan tipikalnya dalam
kemampuannya menyesuaikan diri dengan iklim dan lingkungan yang akan
ditempatinya. Untuk usaha penggemukan sapi biasanya dipilih dari sapi ber jenis
kelamin jantan, karena sapi betina biasanya digunakan sebagai sapi indukan atau
sebagai sapi penghasil susu (sapi perah).
Sapi
bakalan yang bagus dapat diketahui dari ciri-ciri umum sebagai berikut:
- Sehat dan tidak cacat
- Bulu pendek serti tidak berminya
- Badanya silindris
- Rusuknya cembung
- Bentuk muka panjang
- Punggung lurus
- Rangkanya besar
Dengan
bakalan sapi yang mememiliki cici-ciri umum seperti diatas tersebut, adalah
bakalan sapi potong yang mudah digemukkan, meskipun bakalan sapi tersebut pada
awalnya kurus. Meskipun bisa menggunakan bakalan sapi yang berumur 1 hingga 1,5
tahun, namun lebih disarankan menggunakan bakalan
sapi yang sudah berumur sekitar 2,5 tahun. Karena bakalan sapi yang masih
terlalu muda cenderung dalam masa pertumbuhan, sehingga pakan yang dikonsumsinya
akan lebih banyak digunakan sebagai nutrisi pertumbuhannya, dan bukannya untuk
pertumbuhan daging dan lemak. Sehingga kurang cocok digunakan untuk penggemukan
jangka pendek
selama kuang dari 6 bulan.
Sementara juga jangan memilih bakalan sapi dengan umur lebih dari 3 tahun atau terlalu tua untuk bakalan penggemukan. karena umumnya pada usia tersebut sapi sudah terlalu lambat dalam produksi atau pertambahan dagingnya.
2. Pakan Sapi Potong
Penambahan
makanan sapi untuk penguat perlu diberikan pada sapi potong. Guna mendapatkan pertumbuhan
daging dan lemak sapi potong dengan lebih cepat. Berikan makanan tambahan
sebagai penguat, yang berasal dari sumber makanan yang mudah didapatkan, dengan
batas penggunaan makanan penguat dalam ransum adalah 9 : 100 gram. Berikut
persentarse tambahan pakan penguat untuk sapi potong:
- Dedak padi/bekatul 60 %
- Batang sagu (hati sagu) 6 %
- Mixed mineral 0,5 %
- Tepung ikan 3 %
- Garam dapur 0,5 %
- Bungkil kelapa 30 %
Jumlah
nutrisi dan gizi dari makanan yang diberikan kepada sapi potong harus sesuai
dan cukup untuk menjamin laju peningkatan berat badan sapi setiap hari. Umumnya
pemberian pakan hijauan yang diberikan adalah 30 s/d 40 kg per ekor sapi,
setiap harinya pada setiap waktu sore hari. Dan diberi konsentrat dengan
komposisi bekatul sebanyak 40 kg, garam sebanyak 0,25 kg, serta air minum
sebanyak 6 ember untuk setiap ekor sapi, pada setiap pagi harinya. Jika diperlukan
sebagai tambahan bisa juga sapi potong diberikan makanan berupa molasse blok.
Molase blok dapat dibuat dari pencampuran antar gaplek, biji randu, dedak,
mineral, serta urea.
Selain menguatkan sapi, pemberian pakan tambahan dan
pakan konsentrat juga dapat mempercepat laju penambahan berat badan sapi
potong. Selain itu konsentrat dan pakan tambahan dapat menambah nafsu makan
sapi potong, karena terjadi variasi dalam pemberian pakan kepada sapi potong.
Pemberian pakan sapi dengan sistem diatas tadi sebaiknya dilakukan selama masa
pemeliharaan sapi potong dalam waktu sekitar 6 bulan.
Sekedar informasi tentang pemberian ampas tahu
ternyata tidak terlalu baik untuk ternak sapi potong. Dikarenakan sapi yang
diberi makan ampas tahu biasanya akan memiliki daging dengan warna putih dan
banyak mengandung air, sehingga tidak begitu disukai oleh konsumen. Selain itu
sapi dapat mengalami penyusutan berat badan yang cukup banyak jika sapi
mengalami perjalanan pengiriman dalam jarak yang cukup jauh.
3. Kandang Sapi Potong
Kandang ternak sapi potong yang baik seharusnya
berjarak 10 hingga 20 m dari rumah atau sumur sumber air. Untuk pemeliharaan
sapi potong dapat diterapkan kandang dengan ukuran (luas dan panjang) = 125 cm
x 2 m. Usahakan membuat lantai kandang sapi potong berbahan semen, sehingga
lantai mudah dibersihkan dan tidak becek atau kotor. Sediakan tempat pakan yang
mudah dijangkau oleh sapi ternak, namun hindari posisi tempat pakan yang mudah
dinaiki oleh sapi. Tempat pakan dan minum untuk sapi sebaiknya dari bahan yang
kuat dan tidak mudah bocor. Disisi lain perlunya membuat penampungan untuk
limbah kotor sapi yang letaknya di upayakan terpisah dari kandang sapi. Hubungkan
tempat penampungan kotoran sapi dengan membuat saluran berupa parit, sesuai
keperluan.
Kandang harus dibuat dari bahan yang kokoh dan tidak mudah rubuh
karena gerakan sapi dalam kandang, karena sapi yang digunakan untuk penggemukan
adalah jenis sapi jantan, yang tentunya tenaganya cukup besar. Kandang sapi
potong tidak perlu diberi dinding yang rapat, karena justru akan menghambat
sirkulasi udara.
Posisi
lantai kandang harus lebih tinggi dari tanah disekitar kandang, bertujuan agar
aliran pembuangan air dan limbah kotoran bisa lancar, serta agar terhindar dari
genangan air saat hujan.
Disarankan membuat lantai kandang dengan bahan yang
keras, misalnya dari bahan semen. Lantai kandang sapi sebaiknya
dibuat rata dengan kemiringan tertentu sehingga memudahkan dalam pembersihan. Kemiringan
lantai kandang sapi dibut mengarah ke saluran pembuangan limbah. Kemiringan
lantai kandang yang disarankan adalah sebesar 5% dari panjang lantai.
Untuk
atap kandang sapi sebaiknya dari bahan yang dapat menahan panas dan sedikit
penyerapannya terhadap panas,serta atap kandang dibuat agar tidak terlalu
rendah. Karena atap yang terlalu rendah akan membuat suhu dalam kandang sapi cepat meningkat ketika terik matahari disiang hari, yang hal ini akan mengakibatkan sapi didalam kandang mudah sress karena kepanasan dan sapi akan sering haus.
4. Pencegahan Terhadap Penyakit Sapi
Selalu
memperhatikan dan membersihkan kandang sapi secara teratur adalah hal yang sangat
baik guna mencegah datangnya sumber penyakit untuk sapi ternak. Sekedar info
yang perlu diketahui bahwa beberapa jenis penyakit sapi dapat ditularkan oleh
bebrapa jenis lalat tertentu. Penyakit yang dapat dibawa oleh lalat misalnya
seperti penyakit antraks, yang sangat membahayakan sapi ternak. Oleh karena itu
perlunya segera membersihkan kandang dari kotoran-kotoran yang dapat berpeluang mengundang
banyak lalat. Perlunya memberi tutup yang rapat pada tempat penampungan limbah
kotoran
sapi
Meskipun daerah Anda dan daerah lainnya dinyatakan
bebas dari penyakit-penyakit sapi seperti antraks,TBC, penyakit ngorok,
penyakit mulut dan kuku, ramadewa, pilek, ingusan, bahkan penyakit tetanus dan
penyakit sapi lainnya. Tidak ada salahnya untuk memberi vaksinasi kepada sapi
bakalan yang akan di pelihara untuk penggemukan. mengingat jika terjadi sakit
pada sapi, maka pengobatannya memerlukan biaya. Sementara untuk vaksinasi
biasanya tidak ada biaya yang diminta pada Dinas Peternakan setempat.
Pengawasan terhadap kesehatan sapi harus dilakukan
setiap hari, segera ketahui jenis penyakit yang kemungkinan menyerang sapi
dengan melihat gejala-gejalanya, sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan
yang cepat dan tepat. Dengan pengobatan yang tepat pada gejala awal, akan lebih
mudah dalam proses penyembuhan sapi
5. Memandikan Sapi Secara Rutin
Menjaga kesehatan sapi dengan cara memelihara kebersihan
kandang dan kebersihan badan sapi adalah lebih baik lagi jika hal ini
memungkinkan, dan sebenarnya hal ini cukup disarankan kepada para peternak sapi
potong. Memandikan sapi selain membuat sapi menjadi segar, juga dapat
menghilangkan kutu dan bibit penyakit yang menempel pada sapi potong yang
dipelihara.
Selain itu, sapi yang terlihat bersih juga akan lebih
menarik calon pembeli yang datang ke kandang sapi. Jemur sapi yang telah
dimandikan hingga kering. Adapun waktu yang baik untuk memandikan dan menjemur
sapi adalah sekitar pukul 08 pagi hingga jam 12 siang. Pada waktu sapi sedang
dijemur, peternak sapi atau petugas kebersihan kandang dapat melakukan
pembersihan kandang sapi. Secara empiris, sapi yang sering dimandikan cenderung
akan lebih jinak dan tidak beringasa.
KUNCI SUKSES PENGGEMUKAN SAPI POTONG SANGAT TERGANTUNG
DARI PEMILIHAN SAPI BAKALAN YANG BAIK
Bakalan sapi yang akan digunakan untuk penggemukan
sapi potong harus benar-benar diseleksi dengan sebaik mungkin. Karena bakalan
sapi adalah hal pertama dan utama yang harus dipersiapkan dengan baik, sebagai
penentu keberhasilan dalam usaha penggemukan sapi potong. Karena bakalan sapi
yang bagus, dapat menerima asupan setiap makanan yang diberikan. Dengan
demikian pertumbuhan sapi potong akan berjalan dengan baik. Sebaliknya jika
bakalan sapi yang digunakan ternyata kurang bagus, maka sudah barang tentu
hasilnya akan jauh berbeda dengan bakalan sapi yang bagus. Oleh karena itu
sebaiknya peternak sapi potong selektif dan teliti dalam pemilihan bakalan sapi
potong yang akan digunakan.
Jika pekerjaan kandang dan merawat sapi sudah selesai maka peternak dapat melakukan pekerjaan lainnya sehingga kegiatan beternak sapi sebenarnya tidak melulu seharian
didalam kandang sapi, yang tentunya ini akan cepat membosankan bagi
peternak sendiri. Lama waktu penggemukan sapi hendaknya tidak lebih dari masa 6 bulan. Karena setelah melewati masa itu maka pemeliharaan sudah tidak efisien lagi. Dengan menggunakan tehnik yang benar dalam manajemen peternakan sapi potong, Insya Allah keberhasilan akan lebih mudah dicapai.
Demikian sedikit informasi tentang bagaimana beternak sapi potong, semoga ini dapat menjadi informasi yang menarik bagi pembaca semua yang ingin mengembangkan usaha dibidang penggemukan sapi. Sekian dan terima kasih.